Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Seni dan Kebudayaan di Jakarta
![]() |
Taman Ismail Marzuki |
Sebagaimana pentingnya keberadaan museum dan taman yang indah dan bersih pada sebuah kota yang baik, demikian juga dengan keberadaan ruang ekspresi untuk berkesenian yang selaras dengan apa yang disampaikan oleh Wage Rudolf (WR) Soepratman dalam penggalan lirik lagu Indonesia Raya yang menjadi Lagu Kebangsaan (National Anthem) yang kita banggakan itu.
Seperti sama-sama telah
diketahui, dalam satu penggalan lirik lagu yang diciptakannya itu, WR Soepratman
mengingatkan betapa pentingnya membangun jiwa bangsa ini selain membangun badan/fisik yang
penulis interpretasikan bahwa pembangunan Indonesia itu bukan hanya mengenai
pembangunan fisik, bukan melulu soal pangan, sandang, dan papan serta
infrastruktur, tetapi juga membangun kepribadian yang luhur dan berkarakter.
...
Bangunlah jiwanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah raganya
Untuk Indonesia Raya
…
…
Sementara itu, dalam buku yang
ditulisnya, “Politics among Nations” yang melegenda itu, Hans J. Morgenthau juga
telah memberitahukan betapa pentingnya karakter nasional suatu bangsa yang
menjadi salah satu dari kekuatan nasional.
Sedangkan bila kita memperhatikan
pengertian seni itu maka secara umum, seni memiliki arti sesuatu yang
diciptakan oleh manusia dan memiliki unsur keindahan serta bisa membangkitkan
perasaan seseorang.
Seni bisa membentuk pribadi yang memiliki
kepekaan sehingga mampu menumbuhkan sikap empati sosial.
Terkait dalam hal itu, Jakarta juga memiliki sebuah pusat kesenian dan kebudayaan
yang berada di Jalan Cikini Raya 73 Jakarta Pusat, yaitu Taman Ismail Marzuki
(TIM) yang diambil dari nama salah satu maestro musik dan komponis besar Indonesia.
TIM yang didirikan di atas lahan
seluas 9 hektar ini dulunya merupakan sebuah tempat rekreasi umum: Taman Raden
Saleh dan Kebun Binatang Jakarta sebelum dialihkan ke Ragunan, Pasar Minggu
Jakarta Selatan.
TIM diresmikan pembukaannya pada
10 November 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta ketika itu yaitu Jenderal Marinir Ali
Sadikin dimana TIM juga menjadi tempat keberadaan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan
Planetarium Jakarta.
TIM juga memiliki balai pameran,
galeri, enam teater modern, gedung arsip, dan bioskop.
Beragam pergelaran seni dan
budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, antara lain pementasan
musik, tari, pembacaan puisi, pementasan drama, wayang, pameran lukis, pertunjukan
film dan lain-lain.
Image:
jakartaoldtown.indonesia-tourism.com
sumber:
sumber:
smansax1-edu.com
wikipedia
Comments
Posting Komentar