Jumat, 01 Desember 2017

Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Seni dan Kebudayaan di Jakarta

Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Seni dan Kebudayaan di Jakarta

Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Seni dan Kebudayaan di Jakarta
Jumat, 01 Desember 2017
Taman Ismail Marzuki


Sebagaimana pentingnya keberadaan museum dan taman yang indah dan bersih pada sebuah kota yang baik, demikian juga dengan keberadaan ruang ekspresi untuk berkesenian yang selaras dengan apa yang disampaikan oleh Wage Rudolf (WR) Soepratman dalam penggalan lirik lagu Indonesia Raya yang menjadi Lagu Kebangsaan (National Anthem) yang kita banggakan itu.


Seperti sama-sama telah diketahui, dalam satu penggalan lirik lagu yang diciptakannya itu, WR Soepratman mengingatkan betapa pentingnya membangun jiwa bangsa ini selain membangun badan/fisik yang penulis interpretasikan bahwa pembangunan Indonesia itu bukan hanya mengenai pembangunan fisik, bukan melulu soal pangan, sandang, dan papan serta infrastruktur, tetapi juga membangun kepribadian yang luhur dan berkarakter.

 ...
Bangunlah jiwanya
Bangunlah raganya
Untuk Indonesia Raya  

Sementara itu, dalam buku yang ditulisnya, “Politics among Nations” yang melegenda itu, Hans J. Morgenthau juga telah memberitahukan betapa pentingnya karakter nasional suatu bangsa yang menjadi salah satu dari kekuatan nasional.

Sedangkan bila kita memperhatikan pengertian seni itu maka secara umum, seni memiliki arti sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan memiliki unsur keindahan serta bisa membangkitkan perasaan seseorang.

Seni bisa membentuk pribadi yang memiliki kepekaan sehingga mampu menumbuhkan sikap empati sosial.

Terkait dalam hal itu, Jakarta juga memiliki sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berada di Jalan Cikini Raya 73 Jakarta Pusat, yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) yang diambil dari nama salah satu maestro musik dan komponis besar Indonesia.

TIM yang didirikan di atas lahan seluas 9 hektar ini dulunya merupakan sebuah tempat rekreasi umum: Taman Raden Saleh dan Kebun Binatang Jakarta sebelum dialihkan ke Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan.

TIM diresmikan pembukaannya pada 10 November 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta ketika itu yaitu Jenderal Marinir Ali Sadikin dimana TIM juga menjadi tempat keberadaan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Planetarium Jakarta.

TIM juga memiliki balai pameran, galeri, enam teater modern, gedung arsip, dan bioskop.

Beragam pergelaran seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, antara lain pementasan musik, tari, pembacaan puisi, pementasan drama, wayang, pameran lukis, pertunjukan film dan lain-lain.
 
Image:
jakartaoldtown.indonesia-tourism.com
sumber:


smansax1-edu.com
wikipedia

 

Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Seni dan Kebudayaan di Jakarta
4/ 5
Oleh

Comments