Sabtu, 18 November 2017

Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution

Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution

Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution
Sabtu, 18 November 2017




Sebuah kota yang baik sebaiknya juga memiliki museum untuk memberikan pengetahuan bagi warga atau siapa saja karena merupakan salah satu hal penting yang perlu ada dari sebuah kota, selaras dengan definisi museum itu sebagaimana yang penulis kutip dari kbbi, bahwa museum/mu·se·um/ /muséum/ n gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno.


Kota Jakarta memiliki sejumlah museum yang tersebar di seantero kota, baik yang bersifat kepahlawanan, seni budaya dan hal-hal lainnya.  Penulis memang berencana untuk menghadirkan beberapa catatan mengenai museum-museum ini yang akan dipost di blog ini secara terpisah nantinya. Insha Allah … 

Kali ini penulis ingin menghadirkan salah satu museum yang ada di ibu kota, apalagi bulan ini kita juga memperingati Hari Pahlawan yang selalu diperingati setiap tanggal 10 November. 

Menjelang peringatan Hari Kesaktian Panca Sila pada 1 Oktober lalu, penulis menyempatkan diri untuk berkunjung ke Museum  Sasmitaloka Jendral Besar Abdul Haris Nasution atau biasa disingkat dengan AH Nasution saja. 

Kebetulan waktu itu, puteri beliau ada di sana yaitu ibu Yanti yang merupakan salah satu saksi hidup upaya perbuatan nista nan kejam yang dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa yang meringsek kediaman beliau untuk mencari dan menjemput paksa ayahnya yang akrab dipanggil sebagai pak Nas itu. 


Ketika itu ibu Yanti sedang diwawancarai oleh para kru sebuah TV swasta nasional yang akan ditayangkan untuk memperingati salah satu peristiwa paling nahas dalam sejarah Republik Indonesia yang kita cintai ini yang foto-fotonya penulis hadirkan di post ini.

Hanya saja, karena agar tidak terjadi Out of Topic dari topic bahasan utama blog ini, penulis tidak akan berbicara tentang hal itu dan sejarah tersebut secara detail kecuali hanya menghadirkan informasi tentang keberadaan Museum Sasmitaloka Jendral Besar AH. Nasution ini. 

Museum itu terletak di salah satu kawasan rindang dan tenang di ibu kota yang juga merupakan salah satu kawasan yang paling penulis sukai yaitu di jalan Teuku Umar 40, Menteng  Jakarta Pusat.   

Museum ini dulunya adalah kediaman pribadi salah satu dari 3 jendral besar yang pernah dimiliki Indonesia itu selain jendral besar Soedirman dan jendral besar HM. Soeharto yang ketiganya merupakan sosok-sosok hebat yang penulis kagumi terlepas dari segala kekurangan mereka tentunya.


Apalagi pak Nasution dan pak Soedirman, sebelum aktif di militer, mereka adalah pengajar seperti halnya penulis  ... hehe …

Well, kembali ke topik … Di museum ini kita bisa menemukan berbagai diaroma yang memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang terjadi di Jumat dini hari 1 Oktober itu seperti diaroma ditahannya ajudan pak Nas yaitu Kapten Pierre Tendean yang terletak di gedung terpisah dari rumah pak Nas.

 

Sementara di bagian utama rumah pak Nas, kita bisa menemukan peluru-peluru asli pasukan Cakrabirawa pada pintu kamar pak Nas, diaroma Ade Irma Nasution yang tertembak dalam pangkuan ibundanya dan diaroma ketika pak Nas berusaha melompat ke Kedutaan Iraq yang ada di sebelah rumah beliau.

Kita juga bisa menemukan berbagai benda lainnya yang memberikan gambaran kepada kita tentang aktivitas rutin yang dilakukan oleh pak Nas yang memang dikenal sebagai sosok relijius ini selain berbagai foto pak Nas pada beberapa kesempatan, sejumlah koleksi seperti pakaian dinas pak Nas dan lain-lainnya.   


Museum ini dibuka setiap hari dari pukul 08:00 hingga pukul 14:00 WIB kecuali hari Senin. Museum ini juga memiliki staf yang akan memandu kita dan memberikan sejumlah informasi penting kepada kita. Museum ini tidak memungut biaya sepeser pun kepada setiap pengunjungnya.

Sumber: kbbi
Foto: Koleksi pribadi



Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution
4/ 5
Oleh

Comments