Senin, 20 November 2017

Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya Jakarta Timur

Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya Jakarta Timur

Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya Jakarta Timur
Senin, 20 November 2017



Pada beberapa hari yang lalu, penulis telah menghadirkan tulisan dengan judul Museum Jendral Besar DR. AH. Nasution yang penulis kunjungi pada September lalu dan kali ini penulis menghadirkan Museum Pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terletak di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya Jakarta Timur.


Seperti yang kita ketahui Jendral Besar AH Nasution atau pak Nas merupakan salah satu dari tujuh perwira tinggi TNI yang menjadi target penculikan pasukan Cakrabirawa yang diotaki PKI yang terjadi pada Jumat dinihari 1 Oktober 1965.

Pak Nas sendiri akhirnya selamat, namun ke-6 perwira tinggi lainnya berikut ajudan pak Nas yaitu Kapten Pierre Tendean akhirnya menjadi korban kebiadaban PKI yang selanjutnya jenazah mereka dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua yang berada di Lubang Buaya setelah disiksa terlebih dahulu.

Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI ini dibangun untuk memperingati dan menghormati para perwira yang gugur dalam mempertahankan Pancasila dari rongrongan komunisme yang dianut PKI, serta menjadi pengingat bagi semua elemen Republik tercinta ini akan bahaya laten komunisme.

Penulis sendiri terakhir kali berkunjung ke kompleks ini menjelang bulan Ramadhan lalu karena ingin bersilaturahmi dengan kakak penulis yang rumahnya hanya berjarak sepelemparan batu dari lokasi.

Selain adanya Museum Pengkhianatan PKI, terdapat juga patung para perwira TNI yang menjadi korban kebiadaban PKI itu yang dibangun tak jauh dari sumur tua tempat dimana mereka dikubur oleh PKI laknatullah tersebut.

Di dekat sumur itu, terdapat tulisan yang mengingatkan para pengunjung untuk selalu waspada akan bahaya laten komunisme.


Kemudian seingat penulis, terdapat tiga rumah yang masing-masingnya dijadikan sebagai tempat penyiksaan para perwira TNI, sebagai dapur umum dan satunya lagi barangkali menjadi tempat para pengkhianat negara itu untuk menyusun strategi.


Di salah satu rumah yang dijadikan PKI dan Gerwani untuk menyiksa para perwira TNI itu dibuat diaroma yang memberi gambaran kekejaman PKI. 


Tak jauh dari situ, terdapat sebuah lapangan yang setiap tahun dijadikan sebagai tempat upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Di dekat lapangan itu, tedapat sebuah prasasti Pancasila.


Selanjutnya para pengunjung akan dapat melihat beberapa benda-benda bersejarah seperti sebuah jip yang dikendarai Mayjen Soeharto ketika itu yang berhasil memimpin penumpasan Gerakan 30 September atau yang biasa disingkat dengan G-30S/PKI itu, sebuah mobil dinas berupa sedan yang digunakan Jendral Ahmad Yani yang menjadi salah satu korban PKI, dan beberapa benda lainnya.

Terakhir adalah Museum Pengkhianatan PKI yang dibangun cukup megah yang bagian atapnya penulis tampilkan sebagai foto utama tulisan ini. Di sana para pengunjung bisa melihat-lihat diaroma sejarah PKI di tanah air berikut tulisan-tulisan penting hingga sisa-sisa pasukan PKI bisa ditaklukkan pasukan TNI di Blitar.

Di museum ini, sejumlah staf siap membantu para pengunjung untuk memberikan penjelasan dari setiap diaroma yang ada.

Foto: Koleksi Pribadi
Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya Jakarta Timur
4/ 5
Oleh

Comments