Monas: Ikon Kota Jakarta & Destinasi Wisata Sejarah Indonesia
Bila Paris memiliki Eiffel Tower, maka Jakarta memiliki Monumen Nasional (Monas) sebagai ikonnya. Ya, monumen yang terletak di jantung ibukota tepatnya di kawasan Medan Merdeka Jakarta Pusat yang mulai dibangun di era pemerintahan Soekarno ini merupakan sebuah monumen perjuangan nasional dan menjadi ikon ibukota serta lambang provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI), sehingga belum lengkap rasanya bila tidak menyertakan Monas dalam blog ini.
Dikutip dari Wikipedia, pembangunan
Monas berlangsung dalam tiga tahap sejak Soekarno secara seremonial menancapkan
pasok beton pertama pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-16,
tepatnya pada 17 Agustus 1961 hingga pembangunan fondasinya rampung pada Maret 1962
yang dilanjutkan dengan pembangunan obelisk yang selesai pada Agustus 1963.
Tahap kedua pembangunan Monas
baru dimulai kembali pada 1966, tertunda akibat adanya peristiwa kelam G-30S/PKI pada 1965 yang
berujung dengan pergantian kekuasaan dari pemerintahan Orde Lama ke
pemerintahan Orde Baru dibawah presiden Soeharto dua tahun kemudian.
Selanjutnya tahap akhir
pembangunan Monas berlangsung pada periode 1969 hingga 1976 yang ditandai
dengan pembangunan diaroma walaupun telah diresmikan presiden Soeharto pada 12 Juli 1975.
Hingga penulis menuliskan ini,
penulis baru dua kali naik ke puncak Monas, yang pertama saat penulis masih menjadi
siswa SD. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2007 merupakan kali kedua
penulis naik ke puncak Monas walaupun penulis sering mengunjungi atau melewati kawasan
Monas.
Sebenarnya pada hari terakhir
Ramadhan lalu, penulis berniat naik ke puncak Monas untuk kali ketiga sembari ngabuburit
bersama sejumlah keponakan. Tetapi karena pengunjung saat itu sangat ramai,
penulis akhirnya urung melakukannya.
Sayang sekali memang karena saat itu, penulis rencananya hendak mengambil sejumlah foto dan akhirnya penulis memutuskan untuk menaiki city tour shuttle untuk mengelilingi kawasan Monas hingga ke Pecenongan - Pasar Baru.
Sayang sekali memang karena saat itu, penulis rencananya hendak mengambil sejumlah foto dan akhirnya penulis memutuskan untuk menaiki city tour shuttle untuk mengelilingi kawasan Monas hingga ke Pecenongan - Pasar Baru.
Dari atas tugu Monas, kita bisa
saksikan Jakarta secara keseluruhan hingga mata
kita pun bisa melihat pantai Jakarta.
Keberadaan Monas sangat bagus,
tidak saja menjadi ikon ibukota, tetapi juga sebagai destinasi wisata dan
sejarah dengan adanya diaroma sejarah Indonesia yang terletak di bagian bawah
tugu yang pada bagian puncak yang menyerupai nyala obor memiliki 28 kg
dari 38 kg emas yang merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang
pengusaha asal Aceh yang dulu merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
Sumber: wikipedia
Foto: koleksi pribadi
Comments
Posting Komentar