Fenomena Maraknya Barbershop Zaman Now di Jagakarsa dan Sekitarnya
Salah satu kebiasaan penulis adalah perasaan selalu ingin tahu yang sebenarnya bisa positif, bisa pula negatif. Bila dilihat menurut perspektif positif, dari rasa keingintahuanlah mengapa para ilmuwan bisa menemukan atau menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Karena dari keingintahuan itulah yang mendorong para ilmuwan untuk selanjutnya melakukan proses pengkajian dan riset dari sesuatu yang membuatnya penasaran dari fenomena yang dilihatnya.
Untuk hal ini, menurut penulis rasa keingintahuan (curiousity) tidaklah
sama dengan istilah ‘kids zaman now’ yaitu ‘kepo’ yang berkonotasi negatif,
seperti ingin tahu urusan orang lain yang memicu untuk bergosip ria ...
Entahlah .. hehe ..
Well, … Pada post kali ini penulis hendak menggoreskan
suatu catatan berdasarkan dari pengamatan penulis dalam 1-2 tahun terakhir di sekitar
wilayah yang akrab bagi penulis yaitu di sekitar kawasan Jagakarsa dan
sekitarnya yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan, selain menjadi alasan
penyempitan dari obyek pengamatan ... Biar seolah terlihat ilmiah karena ada nuansa
akademisnya .. hehe ..
Penulis beranggapan ada fenomena positif yang terjadi di wilayah Jagakarsa dan sekitarnya dalam periode seperti
disebutkan di atas.
Seperti yang lazim diketahui atau merujuk pada kbbi,
bahwa definisi dari fenomena itu: /fe·no·me·na/ /fénoména/ n
1 hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan
serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam); gejala: gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan;
2 sesuatu yang luar biasa; keajaiban: sementara masyarakat tidak
percaya akan adanya pemimpin yang berwibawa, tokoh itu merupakan -- tersendiri;
3 fakta; kenyataan: peristiwa itu merupakan -- sejarah
yang tidak dapat diabaikan.
Ada 2 fenomena yang kini terjadi
di Jagakarsa dan sekitarnya dimana kedua fenomena itu merupakan hal-hal yang
positif yang mendorong ke arah kemajuan yakni di bidang kewirausahaan.
Kedua fenomena yang penulis
maksud adalah tumbuh suburnya usaha warkop dan tempat cukur rambut (barbershop)
di wilayah Jagakarsa dan sekitarnya di 'zaman now'.
Kenapa dianggap fenomenal? Bukankah
kedua usaha tersebut bukan merupakan hal yang baru sama sekali? Betul. Tetapi
mengapa penulis menganggapnya sebagai fenomena adalah dari inovasi yang
dilakukan oleh para pengusaha kedua bidang tersebut.
Pada post kali ini, agar tidak
bias dan bisa fokus, penulis memilih untuk menuliskan soal tumbuh suburnya
usaha cukur rambut terlebih dahulu. Untuk yang satunya lagi, insha Allah menyusul
nantinya.
Penulis sendiri bukanlah
pelanggan dari tempat-tempat cukur yang hendak penulis ulas karena penulis
sudah merasa nyaman bila mencukur rambut di tempat cukur rambut yang berasal dari
Garut atau yang familiar kita identifikasi sebagai 'AsGar', akronim dari 'Asal
(Asli) Garut' karena ada pijatan kepala dan pundaknya serta tentu saja karena tarifnya yang lebih murah :)
Lalu kenapa bisa menganggap
tumbuh suburnya usaha cukur rambut di sekitar wilayah Jagakarsa sebagai hal
yang fenomenal bila penulis sendiri belum pernah ke tempat-tempat dimaksud? Bukankah
lebih afdol bila ada data empirisnya?
Begini penjelasannya …
Penulis melihat usaha-usaha cukur
rambut itu memiliki tampilan bangunan yang khas dan terlihat classy daripada
kebanyakan usaha sejenis yang lazim kita lihat di wilayah Jagakarsa dan
sekitarnya.
Kedua, mengikuti demand zaman now dimana tempat-tempat itu dilengkapi fasilitas wifi yang tertulis pada bagian luarnya. Demikian juga nama-nama tempat usaha yang dipilih oleh para pengusaha yaitu selalu menggunakan Bahasa Inggris.
Dari beberapa kali penulis amati
ketika melewati tempat-tempat usaha itu secara kebetulan, penulis acap melihat
para tamu atau pelanggan mereka adalah dari kalangan ‘the have’ atau minimal
kalangan menengah yang tidak ‘kudet’. Dapat ditebak bila tarif jasa cukur di
tempat-tempat seperti ini pastinya jauh lebih mahal, layaknya salon kelas middle-up.
Lokasi-lokasi yang dipilih oleh
para pengusaha cukur rambut itu umumnya juga terletak di wilayah perumahan middle-up dan
kantor-kantor yang umumnya memiliki karyawan anak ‘zaman now’ yang mulai tumbuh
subur pula di Jagakarsa dan sekitarnya dalam beberapa tahun mutakhir.
Dari fenomena itu, penulis
menyimpulkan bahwa para pengusaha tersebut mencoba berinovasi untuk menyasar
pelanggan mereka dengan tentunya berdasarkan riset dan survey terlebih dahulu
sehingga mereka bisa menemukan hingga memenuhi (Supply) dari Demand (Market Niche) yang ada.
Kecendrungan usaha dimanapun,
bila satu pemain yang terjun pertama kali sukses, maka akan mengundang pemain
lainnya untuk ikut pula berebut pangsa layaknya semut berebut gula. Apakah fenomena ini akan terus berkembang atau hanya merupakan fenomena sesaat saja? Time will tell ...
Semoga bermanfaat
Image:
thisisthebarbershop.com
Comments
Posting Komentar