Kenapa Harus Ada Roti Buaya dalam Adat Pernikahan Masyarakat Betawi?
Minggu, 17 Desember 2017
Budaya
Selayang Pandang
Gara-gara mendengarkan salah satu lagu band Naif yang berjudul Piknik 72 dimana dalam penggalan liriknya terdapat frase 'roti buaya' memberikan inspirasi bagi penulis untuk menggoreskan tulisan ini.
Ingat roti buaya, penulis langsung ingat adat pengantin Betawi dimana pengantin pria harus membawakan roti buaya kepada pengantin wanita dan hal itu sepertinya sudah menjadi salah syarat yang harus dipenuhi mempelai pria meskipun roti buaya tersebut sebenarnya akan dilemparkan kepada para tamu yang masih single, dengan harapan mereka yang mendapatkannya segera bisa menyusul pihak kedua mempelai.
Yang menjadi pertanyaan: Kenapa harus roti?
Usut punya usut, ternyata masyarakat Betawi tempo dulu dipengaruhi oleh budaya orang-orang Belanda yang menjajah Indonesia. Kebiasaan tersebut tertanam dalam pikiran masyarakat Betawi bahwa dalam suatu adat pernikahan mesti ada yang namanya simbolisasi.
Bila orang-orang Belanda menyimbolkan bunga sebagai perlambang cinta kasih, maka masyarakat Betawi memilih simbol roti.
Bagi masyarakat Betawi di kala itu, roti adalah makanan orang-orang gedongan, perlambang kemapanan.
Lalu kenapa harus roti buaya?
Well ... Buaya itu perlambang kesetiaan karena hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya sehingga melalui simbolisasi roti buaya tersebut, sang pria diharapkan bisa memberikan kemapanan sekaligus kesetiaan pada sang wanita.
Yo wis, kita simak dulu vokalnya si David bersama bandnya itu yuuk ... :)
Pergi di hari Minggu
Bersama pacar baru
Naik Vespa keliling kota
Sampai Binaria
Hatiku jadi gembira
Sesampainya di sana
Duduk dua-duaan
Makan roti buaya
Dengar lagu kita
Kita menari bersama
Di batang pohon 'kan kuukir nama kita
Tanda sayang selalu
Sore hari telah menjelang
Saatnya untuk untuk pulang
Vespa mogok di jalan
Turun pula hujan
Berteduh kita di taman
Lihat dik itu melati
Indah nian berseri
Kan kupetik untukmu
Simpan dalam hati
Nanti kuambil kembali
Sumber:
Youtube
Image:
Wikipedia
Comments
Posting Komentar